XtGem Forum catalog

Tanaman Penghadang Diare

Posted by Elang Laut on January 24, 2011

Diare adalah suatu gejala umum dari penyakit pada usus lambung, yang ditandai dengan pembuangan hajat cair berkali-kali. Pada umumnya, penyakit diare disebabkan oleh jenis bakteri dan protozoa tertentu.
Ternyata, tidak selamanya penderita diare harus menenggak kapsul kimiawi. Pengobatan alternatif lain adalah dengan memanfaatkan aneka tanaman yang mudah didapatkan di sekitar kita. Sebagaimana diketahui, ada beberapa tanaman hias cantik, yang ternyata tak hanya sebagai pemanis halaman rumah, namun sekaligus bisa mengatasi diare.

Jengger Ayam. (Celosia Cristata)
Tanaman jengger ayam (Celosia Cristata) termasuk famili Amaranthacae. Dinamakan jengger ayam, karena bunga tanaman ini memiliki bentuk mirip pial atau jengger ayam pejantan. Bunga ini muncul dari ujung-ujung ranting. Warna bunganya bermacam-macam, mulai dari merah, kuning, sampai kuning jingga. Bagian atas bunga terdiri dari lapisan-lapisan padat yang berlekuk secara horizontal dan biasanya berwarna merah keunguan. Sedangkan bagian bawah bunga berbentuk segitiga dengan warna agak muda, karena merupakan kumpulan bunga kecil yang lebih tua. Dari bunga keluar biji. Tatkala masih muda biji berwarna kecokelatan, lalu berubah menjadi hitam ketika sudah tua. Dari biji-biji tua inilah perkembangbiakan tanaman dilakukan.
Bagian yang berkhasiat untuk pengobatan diare adalah bunganya, yang mengandung saponin, flavonoid, dan polifenol. Khasiatnya sebagai anti-inflamasi dan hemostatik.

Caranya: Sediakan 15 gram bunga jengger ayam kering dan juga 30 gram daun jambu biji, lalu lebur dalam 500 ml air. Biarkan sampai mendidih hingga sisa separuhnya. Setelah dingin, air rebusan disaring dan diminum.
Jambu Biji. (Psidium Quajava L.)
Tanaman jambu biji (psidium quajava L), dikenal dengan nama-nama daerah. Di Aceh disebut 'glima breueh', di Jawa dikenal dengan nama 'jambu klutuk', di Bali dinamakan 'sotong', di Ambon lebih populer disebut 'laine hatu' atau 'lutu hatu', dan sebagainya.
Banyak ditanam di pekarangan sebagai tanaman buah-buahan. Daunnya berbentuk bulat telur, kasar lagi kusam. Bunganya berwarna putih. Daun jambu biji mengandung eugenol, minyak lemak, damar, garam-garam mineral, zat zamak (psiditanin), sedangkan buahnya mengandung asam-asam amino, kalsium, posfor, besi, belerang, vitamin A, B1, dan C.

Untuk mengatasi diare, ambil 10 lembar daun jambu biji, lalu rajang. Rebuslah dalam 2 gelas air selama 15 menit. Peras, saring, lalu minumlah. Sesuaikan dosisnya dengan umur penderita. Untuk bayi, cukup 1 sendok makan air rebusan jambu biji, 3 kali sehari dan setiap kali selesai buang air besar. Untuk anak-anak diberi 1/2 mangkuk air rebusan jambu biji, 3 kali sehari dan setiap kali selesai buang air besar. Untuk dewasa diberi 1 mangkuk air rebusan jambu biji, 3 kali sehari dan setiap kali buang air besar.
Teratai.(Nymphaea sp.)
Bunga Teratai (Nymphaea sp.) memang eksotik dan anggun. Bunganya terdiri atas banyak helai kelopak, tersusun rapi, dan biasanya mekar 2-3 hari. Keunikan lainnya beberapa jenis teratai memiliki rimpang (mirip umbi talas) sekitar 10-20 cm, bergantung kondisi lingkungan setempat. Rimpang yang dipotong dari pangkal tanaman lalu dibelah bisa menjadi cikal bakak tanaman baru.
Teratai cenderung tumbuh melebar, sehingga memerlukan ruang yang cukup luas. Untuk media tanamnya, tanah lumpur, pasir dan pupuk kandang. Dalam perbandingan yang sama, ketiganya diaduk merata, dan masukkan ke dalam pot sebanyak 3/5 bagian pot. Lalu, pot diisi air sampai penuh. Tunggu seminggu agar terbentuk lapisan lumpur pada bagian dasar pot. Ini mengingat habitat aslinya teratai.
Umumnya, tanaman teratai butuh sinar matahari penuh sepanjang hari. Disamping itu, tanaman ini akan tumbuh optimal bila kondisi airnya bersih. Jadi, rajin-rajinlah mengganti air. Yang tak kalah penting adalah pemupukan, sekurang-kurangnya 2 bulan sekali. Pakailah NPK sebanyak 10 gram. Caranya, pupuk NPK dibungkus dengan kertas koran, lalu dibenamkan dalam media tanam.

Untuk mengobati diare, sediakan 1 lembar daun dan tangkainya, 1 kuntum bunga, dan 2 jengkal akar. Cuci bersih, lalu giling sampai halus. Tambahkan air masak sebanyak 1/2 cangkir dan sedikit diberi garam, lalu peras, saring, minum 1-2 kali sehari
Temulawak. (Curcuma Xanthorrhiza Roxb)
Temulawak berasal dari Jawa, lalu menyebar ke beberapa tempat lain di Indonesia, bahkan sekarang telah dibudidayakan di Malaysia, Thailand, dan Filipina. Di dunia ilmiah, temulawak disebut Curcuma Xanthorrhiza Roxb, di daerah Pasundan disebut 'koneng gede' atau 'temu raya', karena rimpangnya besar dan tumbuhnya tinggi tegap mencapai 2,5 meter. Di Madura disebut 'temo labak.
Tanaman temulawak berbunga terus-menerus sepanjang tahun secara bergantian. Bunga muncul dari samping batang semu, berwarna kuning dengan kelopak bunga kuning tua, dan pangkal bunganya berwarna ungu. Panjang tangkai bunga kira-kira 3 cm, dan rangkaian bunga (inflorescentia) mencapai 1,5 cm. Dalam satu ketiak terdapat sekitar 3-4 bunga. Melihat bunganya, tanaman inipun bisa dijadikan penghias halaman rumah.
Kandungan zat dalam rimpang temulawak adalah kurkumin dan minyak atsiri. Kurkumin bermanfaat sebagai acnevulgaris, anti-inflamasi (antiradang), dan anti-hepatotoksik (anti keracunan empedu). Kandungan kurkumin dalam rimpang berkisar 1,6 - 2,2 persen dihitung berdasarkan berat kering. Sedangkan minyak atsiri temulawak mengandung phelandren, kamfer, borneol, zanthorrhizol, dan sineal.

Untuk pengobatan diare, siapkan 1/2 jari rimpang temulawak, cuci lalu bakar sampai tampak hangus. Bersihkan kulit yang hangus, lalu giling sampai halus, kemudian seduh dengan air panas 1/2 cangkir. Tambahkan 1 sendok makan madu, lalu peras dan saring. Minum 2 kali sehari.
Sereh. (Andropogon Citratus)
Tanaman sereh atau serai (andropogon citratus) adalah sebangsa rumput yang berumpun besar. Tanaman ini sering ditemukan di tepi sungai, di tepi rawa, atau di tempat-tempat lain yang dekat dengan air. Ada juga yang menanam serai di seputar pekarangan, selain dimaksudkan untuk bumbu penyedap masakan sekaligus dipakai sebagai bahan pengobatan. Daunnya berwarna hijau agak keabu-abuan, dan panjang-panjang berbentuk pita. Daun dan minyak sereh mengandung sitronelat, geraniol, metilheptenon, terpen alkohol, dipenten, eugenol dan sebagainya.

Untuk pengobatan diare, siapkan 10 daun sereh muda, cuci bersih dan masukkan ke dalam 2 gelas air, lalu rebus selama 10 menit. Tambahkan 1 sendok makan gula dan sepotong jahe yang telah diremukkan. Bila sudah dingin, saring lalu minum. Untuk orang dewasa, 1 gelas air rebusan sebanyak 3 kali sehari, sedangkan anak-anak 1/2 gelas sebanyak 3 kali sehari dan setiap kali buang air besar.
Bayam Ungu. (Althernanthera Brasiliana)
Bayam ungu (althernanthera brasiliana) merupakan tumbuhan liar yang hidup di kebun-kebun kosong atau pinggiran jalan. Tapi ada juga orang yang sengaja menanam bayam ungu sebagai tanaman hias pekarangan. Bunganya mekar seputar Juli sampai September, berwarna ungu, terletak di ketiak daun, dengan panjang sekitar 5-10 cm. Daunnya tunggal, duduk berhadapan, permukaannya kasar berbulu, berwarna ungu tua atau ungu kemerahan. Tanaman ini mengandung protein, lemak, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin A, B1, vit. C, dan K.

Untuk pengobatan diare, sediakan 50 gram daun bayam ungu segar. Cuci sampai bersih, lantas rebus dengan 200 ml air sampai mendidih selama 15 menit, lalu saring. Setelah dingin, minum sekaligus. Diminum setelah buang air besar juga lebih baik.
Mondokaki. (Tabernaemontana Coronaria)
Nenek moyang tanaman mondokaki (Tabernaemontana Coronaria) berasal dari India, kemudian menyebar ke kawasan Asia Tenggara dan kawasan tropis lain. Entah sejak kapan masuk Indonesia, tanaman mondokaki kini ditanam sebagai tanaman hias. Mondokaki tergolong tumbuhan perdu, dengan tinggi sampai 1,75 meter. Daunnya berbentuk bulat telur, bunganya putih dan berbau agak wangi.
Tanaman mondokaki memiliki nama yang berbeda di setiap daerah. Di Jawa dinamakan mondokai atau 'bunga rawi', di Sumatera disebut 'kembang mentega' atau 'kembang susu', dan di Nusa Tenggara dikenal dengan nama 'bunga nyingin'. Akarnya mengandung zat alkaloida yang rasanya pahit, sedangkan daunnya mengandung tabernaemontain, koronarin, koronandin, vobasin, kortin, lupeol, dan tanin.

Untuk mengobati diare, carilah 15 gram akar mondokaki, cuci bersih lalu potong-potong. Setelah itu, rebus dengan 600 ml (3 gelas) air selama 15 menit hingga tersisa 200 ml (1 gelas). Setelah dingin, saring dan minum.

Di salin dari Tabloid Nova no. 877/XVII, 19 Desember 2004.